Kegiatan ini dilakukan Dinas Peternakan Kabupaten Jombang bersama dengan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari yang menugaskan drh. Dita Retnowulan dan Agustina Hendaryanti, S,Pt.

Kegiatan diawali dengan pemeriksaan kualitas semen beku di container depo Dinas Peternakan Kabupaten Jombang dan dilanjutkan dengan pemeriksaan kualitas semen beku di tempat inseminator (sdr. Muhadi dan sdr. Punks Gunalan) serta pemantauan pedet hasil IB milik Bpk. Musilan dan Bpk. Saman yang beralamat di Desa Plosogenuk Kecamatan Perak.

Kualitas semen beku ditentukan oleh penanganan (handling) dan kondisi nitrogen cair di dalam tempat penyimpanan (container). Dengan penanganan yang baik semen beku yang didistribusikan hingga ke inseminator akan tetap memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yakni konsentrasi minimal 25 juta/0,25 ml, post thawing motility (PTM) minimal 40% dan konsentrasi motil minimal 10 juta/0,25 ml.

Berdasarkan hail pengamatan di lapangan ada beberpa penjelasan yang diberikan oleh petugas dari BBIB Singosari, antara lain :

  1. Pada saat pemindahan semen beku dari satu container ke container lainnya canister tidak boleh melebihi mulut container, waktu pengangkatan canister maksimal 10 detik, pemindahan semen beku tidak boleh menggunakan tangan tetapi harus menggunakan pinset dan proses pemindahan setiap semen beku tidak boleh melebihi 3 detik.
  2. Ketinggian nitrogen cair dalam container dengan goblet 1 tingkat minimal 1/3 container dan ¾ container untuk goblet 2 tingkat.
  3. Proses thawing harus dilakukan di lokasi sapi betina berada dengan menggunakan media air hangat bersuhu 37 - 38°c dengan posisi vertikal.
  4. Waktu untuk melakukan inseminasi maksimal 2 menit, dihitung mulai dari semen beku diangkat dari media thawing hingga di inseminasi ke sapi betina.
  5. Menghindari kondisi induk terlalu gemuk pada saat melahirkan dengan jalan mengurangi kandungan energi dalam pakan mulai pada saat kebuntingan memasuki bulan ke 7.
  6. Induk sapi betina harus mendapatkan lebih banyak nutrisi setelah melahirkan untuk memastikan pedet mendapat cukup susu serta agar induk dapat segera bunting kembali.
  7. Penanganan kesehatan reproduksi pasca melahirkan diperlukan untuk mendapatkan calving interval dan service per conception yang ideal.